Pendahuluan
Kehidupan mahasiswa tidak hanya tentang kuliah di kelas. Banyak dari mereka juga aktif di organisasi kampus, kegiatan sosial, hingga proyek riset.
Di IAIN Kerinci, keseimbangan antara akademik dan organisasi menjadi salah satu kunci sukses mahasiswa.
Namun, mengatur waktu di tengah kesibukan bukan hal mudah — dibutuhkan disiplin, perencanaan, dan semangat yang konsisten.
Bagaimana cara mahasiswa IAIN Kerinci mengatur waktunya agar tetap produktif tanpa mengorbankan nilai dan aktivitas sosial? Mari kita bahas satu per satu.
1. Menentukan Skala Prioritas
Mahasiswa IAIN Kerinci dikenal memiliki aktivitas padat, mulai dari kuliah, organisasi, hingga kegiatan keagamaan.
Langkah pertama dalam manajemen waktu adalah menentukan prioritas.
Mereka biasanya membagi kegiatan ke dalam tiga kategori:
- Penting dan mendesak (seperti tugas kuliah dan ujian).
- Penting tapi tidak mendesak (seperti latihan, riset, dan kegiatan organisasi).
- Tidak penting tapi menyenangkan (hiburan atau kegiatan sosial santai).
Dengan mengenali mana yang lebih prioritas, mahasiswa dapat menghindari stres dan penundaan.
2. Membuat Jadwal Harian dan Mingguan
Sebagian besar mahasiswa aktif di IAIN Kerinci memiliki planner atau kalender digital pribadi.
Mereka mencatat jadwal kuliah, rapat, waktu belajar, hingga agenda kegiatan organisasi.
Banyak yang menggunakan aplikasi seperti Google Calendar atau Notion untuk menjaga rutinitas tetap teratur.
Menariknya, mahasiswa juga menyesuaikan jadwal dengan waktu-waktu ibadah dan kajian kampus.
Keseimbangan antara aktivitas duniawi dan spiritual menjadi ciri khas kehidupan mahasiswa di IAIN Kerinci.
3. Menerapkan Teknik “Pomodoro” untuk Fokus Belajar
Mahasiswa IAIN Kerinci yang disiplin belajar biasanya menerapkan teknik Pomodoro — belajar intens selama 25 menit, lalu istirahat 5 menit.
Metode sederhana ini terbukti membantu mereka tetap fokus dan tidak mudah bosan.
Beberapa mahasiswa bahkan menggabungkannya dengan dzikir ringan di waktu jeda untuk menjaga ketenangan pikiran.
4. Tidak Menumpuk Tugas dan Kegiatan
Salah satu kesalahan umum mahasiswa adalah menunda pekerjaan.
Mahasiswa IAIN Kerinci belajar dari awal untuk mengerjakan tugas lebih awal, bukan di menit-menit terakhir.
Dengan cara ini, mereka masih punya waktu untuk mengevaluasi hasilnya dan tetap aktif dalam organisasi tanpa tekanan.
Beberapa fakultas juga mendorong mahasiswa untuk membentuk kelompok belajar agar saling membantu dan mempercepat penyelesaian tugas.
5. Menyeimbangkan Akademik dan Organisasi
IAIN Kerinci dikenal aktif dengan banyak UKM seperti LDK, Rohis, Jurnalistik, dan Kesenian Islami.
Mahasiswa yang aktif di organisasi belajar mengatur waktu antara rapat dan kuliah dengan komunikasi yang baik kepada dosen dan pengurus.
Kuncinya adalah disiplin dan transparan terhadap tanggung jawab akademik.
Kampus bahkan memberikan ruang bagi mahasiswa berprestasi organisasi untuk mengikuti Program Kampus Merdeka, sebagai bentuk penghargaan atas manajemen waktu yang baik.
6. Menjaga Waktu Ibadah dan Istirahat
Sebagai kampus Islam, mahasiswa IAIN Kerinci memandang ibadah sebagai bagian dari manajemen waktu.
Mereka selalu meluangkan waktu untuk shalat berjamaah, membaca Al-Qur’an, dan mengikuti kajian rohani.
Kegiatan spiritual ini tidak hanya menenangkan hati, tetapi juga membantu menjaga semangat belajar.
Selain itu, mahasiswa juga sadar pentingnya tidur cukup dan olahraga ringan, agar fisik dan mental tetap bugar menghadapi jadwal padat.
7. Belajar dari Senior dan Mentor Kampus
Banyak mahasiswa baru yang masih kesulitan menyesuaikan diri.
Untungnya, di IAIN Kerinci ada budaya mentoring mahasiswa, di mana senior membantu junior memahami cara mengatur waktu kuliah, tugas, dan kegiatan organisasi.
Sistem ini membangun solidaritas dan memperkuat karakter disiplin dalam lingkungan akademik.
Penutup
Mengatur waktu di tengah aktivitas kampus bukan hal yang mudah, tetapi mahasiswa IAIN Kerinci membuktikan bahwa keseimbangan itu bisa dicapai.
Dengan disiplin, niat ibadah, dan semangat belajar yang tinggi, mereka mampu menjalani kuliah, organisasi, dan kegiatan sosial secara seimbang.
Manajemen waktu bukan hanya soal produktivitas — tetapi juga soal tanggung jawab dan keberkahan dalam menuntut ilmu.

