Pendahuluan
Indonesia dikenal sebagai bangsa yang kaya akan suku, budaya, dan agama.
Di tengah keberagaman itu, dakwah memiliki peran penting untuk menyatukan masyarakat dengan nilai-nilai Islam yang damai dan penuh kasih sayang.
Sebagai kampus Islam negeri yang berkomitmen pada pendidikan moderat, IAIN Kerinci mengembangkan pendekatan dakwah yang sejuk, inklusif, dan kontekstual.
Melalui penelitian, pembelajaran, dan kegiatan sosial, kampus ini menjadi salah satu pelopor moderasi beragama di wilayah Sumatera bagian barat.
1. Dakwah sebagai Wujud Rahmatan lil ‘Alamin
Bagi civitas akademika IAIN Kerinci, dakwah bukan sekadar ceramah atau pidato di mimbar.
Dakwah adalah proses penyebaran nilai kebaikan dan kemanusiaan yang mencerminkan Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam.
Pendekatan ini menekankan tiga hal utama:
- Kelembutan dalam menyampaikan pesan.
- Kontekstualisasi ajaran Islam sesuai kebutuhan masyarakat.
- Penghormatan terhadap perbedaan pandangan dan keyakinan.
Melalui cara ini, dakwah menjadi sarana membangun persaudaraan, bukan perpecahan.
2. Konsep Moderasi Islam di IAIN Kerinci
IAIN Kerinci menempatkan moderasi Islam (wasathiyah) sebagai dasar semua kegiatan akademik dan sosial.
Prinsip ini mengajarkan keseimbangan antara pemahaman agama dan realitas kehidupan modern.
Moderasi Islam yang diajarkan mencakup empat pilar utama:
- Komitmen kebangsaan. Mahasiswa dididik mencintai tanah air sebagai bagian dari iman.
- Toleransi. Menghormati perbedaan pendapat, mazhab, dan keyakinan.
- Anti kekerasan. Menolak ekstremisme dalam bentuk apa pun.
- Adaptif terhadap budaya lokal. Mengajarkan Islam yang selaras dengan kearifan masyarakat Kerinci.
Melalui pilar-pilar ini, mahasiswa dan dosen IAIN Kerinci belajar menyebarkan Islam dengan cara yang damai dan cerdas.
3. Dakwah yang Relevan dengan Zaman
Dalam era digital, metode dakwah juga harus bertransformasi.
IAIN Kerinci mendorong mahasiswa dan dosen untuk menggunakan teknologi sebagai media dakwah.
Beberapa inovasi yang telah dikembangkan:
- Produksi konten dakwah digital di media sosial.
- Pembuatan podcast dan video edukatif islami.
- Dakwah melalui tulisan di blog, jurnal, dan portal berita kampus.
Dengan pendekatan ini, pesan Islam tidak hanya disampaikan di masjid, tetapi juga menjangkau generasi muda di dunia maya.
Inilah bentuk dakwah moderat yang adaptif dan inovatif.
4. Kegiatan Dakwah Mahasiswa di Lapangan
Mahasiswa IAIN Kerinci aktif melakukan pengabdian dakwah langsung ke masyarakat, terutama di daerah pedesaan.
Mereka mengadakan kegiatan seperti:
- Pengajian dan tadarus bersama warga.
- Pembinaan remaja masjid.
- Pelatihan khutbah dan ceramah.
- Diskusi lintas agama dengan pelajar dan tokoh masyarakat.
Dalam setiap kegiatan, mahasiswa menerapkan nilai tasamuh (toleransi) dan hikmah (kebijaksanaan), sehingga dakwah terasa ringan, damai, dan diterima oleh berbagai kalangan.
5. Dosen sebagai Teladan Dakwah Intelektual
Dosen IAIN Kerinci tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga pendakwah intelektual.
Melalui penelitian dan karya ilmiah, mereka berkontribusi dalam penguatan wacana Islam moderat di ranah akademik nasional.
Beberapa dosen bahkan aktif sebagai narasumber dalam seminar, pelatihan, dan forum lintas agama.
Pendekatan ini memperlihatkan bahwa dakwah bisa dilakukan lewat ilmu dan keteladanan, bukan hanya ucapan.
6. Dampak Positif Dakwah Moderat
Penerapan strategi dakwah moderat di IAIN Kerinci membawa berbagai dampak positif:
- Meningkatkan kerukunan antarumat beragama di daerah Kerinci.
- Menumbuhkan generasi muda Islam yang toleran dan berwawasan luas.
- Menghadirkan kampus sebagai pusat dakwah ilmiah dan sosial.
Pendekatan yang ramah dan berbasis ilmu ini menjadikan dakwah bukan alat pemisah, tetapi jembatan antara agama, budaya, dan kemanusiaan.
Penutup
Dakwah di era modern membutuhkan keseimbangan antara nilai spiritual, intelektual, dan sosial.
IAIN Kerinci menunjukkan bahwa moderasi Islam bukan sekadar konsep, tetapi gerakan nyata dalam kehidupan kampus dan masyarakat.
Dengan strategi dakwah yang damai dan kontekstual, IAIN Kerinci membentuk generasi pendakwah muda yang tidak hanya fasih berbicara di mimbar, tetapi juga beraksi di tengah keberagaman dengan cinta dan kebijaksanaan.

