Bagaimana Dosen IAIN Kerinci Mengajar dengan Metode Digital dan Humanis

Williams Brown

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Dolor, alias aspernatur quam voluptates sint, dolore doloribus voluptas labore temporibus earum eveniet, reiciendis.

Categories


Pendahuluan

Dunia pendidikan terus berubah, terutama sejak hadirnya teknologi digital dalam proses belajar mengajar.
Namun di tengah perubahan itu, IAIN Kerinci berhasil menjaga keseimbangan antara inovasi teknologi dan pendekatan humanis dalam pengajaran.
Para dosen di kampus ini tidak hanya ahli dalam bidang keislaman, tetapi juga adaptif dalam memanfaatkan media digital untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran.

Artikel ini mengulas bagaimana dosen IAIN Kerinci menerapkan metode pengajaran modern tanpa meninggalkan nilai-nilai kemanusiaan dan spiritualitas.


1. Integrasi Teknologi dalam Proses Pembelajaran

Sebagian besar dosen IAIN Kerinci kini telah memanfaatkan teknologi sebagai bagian dari metode mengajar mereka.
Mereka menggunakan berbagai platform digital seperti:

  • E-learning IAIN Kerinci berbasis Moodle,
  • Google Classroom untuk distribusi tugas,
  • Zoom dan Google Meet untuk kuliah daring,
  • serta Canva dan PowerPoint interaktif untuk presentasi yang menarik.

Pendekatan ini menjadikan kelas lebih dinamis dan memudahkan mahasiswa mengikuti materi, terutama bagi yang tinggal di wilayah dengan mobilitas terbatas.
Namun, teknologi di sini bukan pengganti interaksi — melainkan alat bantu untuk memperkaya pengalaman belajar.


2. Pendekatan Humanis: Mengajar dengan Hati

Di balik layar komputer dan proyektor, para dosen IAIN Kerinci tetap mengedepankan pendekatan humanis.
Mereka memahami bahwa setiap mahasiswa memiliki latar belakang, kemampuan, dan cara belajar yang berbeda.

Beberapa prinsip yang mereka pegang antara lain:

  • Mengajar dengan empati, bukan sekadar menyampaikan materi.
  • Mendengarkan aspirasi mahasiswa dan membuka ruang dialog.
  • Mendorong mahasiswa berpikir kritis namun tetap sopan dan santun.

Kelas bukan sekadar tempat menyerap ilmu, tetapi juga ruang pembentukan karakter dan akhlak.
Inilah yang membuat suasana belajar di IAIN Kerinci terasa hidup dan penuh makna.


3. Kolaborasi dan Diskusi Interaktif

Metode ceramah satu arah kini semakin jarang digunakan.
Dosen IAIN Kerinci lebih sering menerapkan model pembelajaran kolaboratif melalui diskusi kelompok, case study, dan problem-based learning.
Mahasiswa diajak untuk menganalisis fenomena sosial, hukum, atau ekonomi syariah dari perspektif Islam dan kemudian mempresentasikan hasilnya secara digital.

Beberapa dosen bahkan menggunakan platform polling dan kuis interaktif online seperti Kahoot atau Quizizz untuk menjaga antusiasme mahasiswa selama kuliah.
Hasilnya, mahasiswa tidak hanya memahami materi, tetapi juga belajar bekerja sama dan berpikir kritis.


4. Pendampingan dan Mentoring Personal

Salah satu ciri khas IAIN Kerinci adalah kedekatan antara dosen dan mahasiswa.
Dosen tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga mentor dan pembimbing rohani.
Melalui pendekatan ini, mahasiswa merasa dihargai sebagai individu dan didukung dalam perkembangan akademik maupun spiritual mereka.

Kegiatan seperti bimbingan riset, pendampingan skripsi, dan mentoring karier dilakukan secara fleksibel, bahkan sering lewat platform digital agar tetap menjangkau mahasiswa di luar kampus.


5. Pembelajaran Kontekstual dan Berbasis Nilai Islam

Setiap mata kuliah di IAIN Kerinci tidak hanya berfokus pada transfer pengetahuan, tetapi juga pembentukan nilai dan karakter.
Dosen mengaitkan materi pembelajaran dengan:

  • Ajaran Islam yang relevan,
  • Nilai-nilai moral dan sosial masyarakat,
  • serta konteks kehidupan mahasiswa sehari-hari.

Misalnya, dalam mata kuliah ekonomi syariah, dosen tidak hanya membahas teori ekonomi, tetapi juga menanamkan etika bisnis Islam dan tanggung jawab sosial.


6. Tantangan dan Upaya Peningkatan Kompetensi Dosen

Tidak bisa dipungkiri, pergeseran menuju sistem digital membawa tantangan baru.
Beberapa dosen generasi lama sempat kesulitan beradaptasi dengan teknologi.
Namun, IAIN Kerinci secara aktif mengadakan:

  • Pelatihan literasi digital,
  • Workshop pembuatan konten pembelajaran interaktif,
  • dan pelatihan blended learning berbasis nilai Islam.

Dengan dukungan ini, para dosen semakin siap mengajar di era 5.0 — tanpa kehilangan sentuhan kemanusiaan yang menjadi ciri khas pendidikan Islam.


Penutup

Cara dosen IAIN Kerinci mengajar mencerminkan perpaduan ideal antara modernitas dan spiritualitas.
Mereka tidak sekadar mentransfer ilmu, tetapi juga membentuk karakter, empati, dan moral mahasiswa melalui pendekatan digital yang penuh makna.

Dengan metode yang inovatif dan humanis, IAIN Kerinci terus membuktikan bahwa pendidikan Islam mampu maju tanpa kehilangan jati diri.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *